Mediamu-ku
Menulis
dengan senyuman. Untaian kata yang ku lontarkan kemarin sore adalah bentuk dari
diriku untuk mencari kebenaran dari berbagai hipotesa. Media sosial yang
sehuarusnya menjadi wadah untuk bersosial, ternyata tidak. Kepentingan diri
sendiri lah yang ternyata lebih diutamakan.
Ternyata bermedia selama ini
hanyalah untuk menunjukkan bagaimana keadaan, apa perasaan, dan untuk menarik
perhatian. Iya ndak se?? Ya… itulah yang selama ini menjadi kesalahanku. Tidak luput
kalian juga. Termasuk kamu.
Berkilah dari hal tersebut. Oh
tidak.. aku bermedia itu benar untuk mencari dimana letak sosialku. Aku baik
dengan semua orang. Aku ingin tahu keadaan mereka semua. Aku juga akan saling
membantu jikalau ada dari mereka yang kesusahan. Dan itu aku bisa mudah dapat
dari media sosial.
Apa boleh aku menjawab.. Oh iya?? Lantas
ada apa dengan diriku saat ini? Apakah engkau begitu dekat peduli. Atau juga
mereka yang selalu mencari bagaimana keadaan sungguh jati diri. Dan, ada apa
dengan kekosongan yang telah kau berikan?
Lalu aku masih bingung. Apa tujuan
kita mengupload di media? Apa iya, benar untuk memotivasi orang lain?
menginspirasi orang lain? memberi ilmu orang lain? atau apa?
Jangan-jangan nih yee. Dan semoga
saja jangan. Ternyata selama ini kita upload di media adalah bentuk dari diri
yang kurang perhatian. Upload hanya sekadar mencari perhatian orang lain.
upload hanya mencari like sebanyak-banyaknya. Dan juga upload supaya orang lain
tahu kita sedang ada dimana. Dan itu juga sama, mencari perhatian juga.
Oke. Aku tidak mencari-mu supaya
melihatku. Hihihhhhi.. hihihi eksperimen ku ternyata bagus juga hasilnya.
Ketika ada upload an yang bagus buat
didiskusikan. Membahas mengenai masalah yang lagi apik-apik nya nih. Keren,
membahas mengenai seseorang yang teramat penting bagi masyarakat luas, terlebih
Indonesia. Ketika dilontarkan suatu pertanyaan guna mengetahui dimana letak
keidealan berposisi. Hanya rembulan yang melihat keelokan bumi yang sedang
gelap-gelapnya.
Atau bukan itu. Ternyata, masa lalu menjadi
kenangan buruk yang senantiasa melekat pada kerangkanya. Wkwkwk memang
benar-benar salah dan tidak menyesal aku melakukannya. menjadi cerita
tersendiri dalam buku-buku ku. Menjadi lukisan indah pada kertas gambarku. Dan aku
yakin itu akan menjadi tindakan konyol yang tak tahu apa terakhir dalam
perjalananku.
Yang pasti banyak ilmu dan hadiah
yang kuambil darinya.
Iya. Mungkin lebih pada dominasi
yang ke dua. Cerita masa lalu adalah salah satu faktor terbesar kekosongan itu.
Semoga bermedia bisa benar benar bermedia. Tanpa kita mengkotak-kotak mana yang
harus diberi dan mana yang tidak pantas diberi. Coba, coba, dan coba. Karena kau
belum tahu bagaimana pesat perubahan ulat menjadi kupu-kupu. Atau si ulat memang
selamanya menjadi ulat yang selalu memberi rasa gatal yang menyakitkan. Itu lah
yang perlu dicari.
Tulisan hanya sekadar tulisan. Benar,
memang tidak sepenuhnya benar. Tetapi jika dipantau dalam pandangan yang luas. Akan
ada saja yang dapat diambil keindahan daripada berpikir pusing mengenai
kekurangan.
Semoga
kita bisa benar-benar melihat, mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Serta mana yang indah dan mana yang tidak indah.
Dan…, itu semua bisa didapatkan ketika kita mencari tahunya. Caranya gimana? Tinggal
balas saja.
Aku yakin. Ketika kau nyasar pada
tulisan ini. Kau akan berpikir apa iya tulisan ini disasarkan. (ya gitulah
tidak bisa secara gamblang dijelaskan). Lantas gimana, sudah terlanjur hanya
melihatnya. Tanpa sedikit saja berkomentar. Hanya satu suratku. Ketika adalah
bagus buat pembahasan dan juga ilmu yang bisa dibagikan, mari didiskusikan. Karena
itu juga sangatlah menarik membahas ustAS.
Kau tahu itu. Semoga benar-benar
ilmu yang dicari.
Kalaulah tidak. Berarti tetap hanya
dilihatnya.
Yok bermedia yang indah…..
Comments
Post a Comment