Cinta Dalam Bayang Semu

Izinkan ku tuliskan dua cinta dalam bayang semu. 
     Ada dua macam rasa yang hadir pada setiap diri manusia. Yang pertama adalah cinta yang disebabkan oleh nafsu. Bukan
dalam artian sempit yang dimanfaatkan beberapa orang. Nafsu tidak selalu berurusan dengan sex. Tetapi timbulnya cinta dikarenakan faktor lahiriah saja. Seperti paras, harta, atau yang lain dengan disertai dampak buruk.
     Jikalau yang disuka sirna, maka cinta pun sama. Paras yang menawan. Ketika telah berubah karena berbagai faktor, cinta turut menjauh. Harta melimpah. Jika sudah tiada sisa untuk dihitung jumlahnya, maka cinta juga tak bisa dihitung, sebab tak ada.
Selama ini yang semakin menjadi masalah adalah ketika cinta itu dijadikan topeng nafsu birahi. Yang timbul nantinya adalah penyalahan terhadap apa yang dinamai dengan pacaran. Masih samar makna asli dari pacaran itu sendiri. Tetapi yang pasti, dia jadi buruk sebab perilaku beberapa orang yang menopengi dirinya dengan pacaran. Padahal mereka sedang silih mengumbar nafsu.
     Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa ada istilah lain selain taaruf, yaitu pacaran. Tidak juga bisa disalahkan kemunculannya. Dia sangat femes di kalangan remaja Indonesia. Semua tersirep oleh indahnya fisik dari pacaran itu. Baik atau buruk? Yang seharusnya adalah diambil baiknya.
     Untuk menghapuskannya tidak bisa. Akan tetapi kemurnian sebuah pacaran haruslah tetap dijaga. Bukan pacaran kalau liar berpegangan. Bukan pacaran kalau cium-ciuman. Mereka adalah sesuatu yang berbeda. Pacaran adalah sebuah tali semu yang suci dan saling mengikat. Belum ada AD/ART yang mengaturnya wkwk. Mungkin nanti ada inisiatif dari sebuah lembaga yang respek mengenai hal ini. Tetapi sudah cukup norma menjadi batas antar mereka.
   
     Pacaran itu tali suci yang mengikat. Kalau sepakat dengan hal tersebut maka liar berpegangan sudah menjadi hal yang dapat mengotori, melunturi, melucuti kesucian daripada sebuah tali. Jika hal terebut larut di dalmnya, maka tali itu akan semakin tipis dan akhirnya putus. Tidak ada pacaran diantara mereka. Tidak ada ikatan suci diantara mereka. Maka tak patut hubungan itu dibangga.
     Sehingga pacaran itu hubungan yang mewah. Yang bisa menjalankan adalah orang-orang pilihan yang tak biasa. Maka dari itu jika kita memilih untuk pacaran, berarti kita sanggup menjadi orang yang istimewah. Norma menjadi landasan utama.

Yang ke dua adalah cinta  yang disebabkan oleh.....
 Tak cukup penjelasan dalam satu barisan. Akan ada pelampiasan rasa di tulisan-tulisan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Orang Gila di Mata Hukum