Sebuah Kelereng
Terdapat kejadian yang membuat heran dan tak habis pikir. Yang dipikir harus segera habis, sebab yang harus dipikir tak habis-habis.Dianalogi dengan 15 kelereng di tangan. Ada 15 anak-anak yang mengimajinasi keasyikan main kelereng. Sehingga ada dorongan hati untuk bisa mendapatkan salah satu kelereng. Mereka tak berbaris untuk meminta. Tetapi yang memegang menghampiri untuk memberi.
Ketika ada yang lewat, satu dijumput dan dipindah alih. Begitulah seterusnya. Namun telah ada anak yang sudah mendapatkan sebuah kelereng. Kemudian dia meminta lagi tanpa memegang kelereng tadi. Yang lain menyaksikan bahwa dia sudah diberi tadi. Apa yang seharusnya si pemberi lakukan?
Yang minta adalah anak yang sangat dikenalnya sejak lama. Kalau tidak diberikan maka akan bermasalah pada dirinya sendiri. Hatinya akan gusar tak karuan. Bagaimana tidak, bertahun lamanya menghabiskan waktu di tempat yang sama.
Tapi apa itu benar? Apa yang terjadi jika anak yang lain, yang tengah menanti kelereng indah kesukaannya. Bagaikan perhiasan kalau yang menerimanya adalah wanita. Bagaikan bola kalau yang menerimanya adalah penghobi olahraga. Kelereng itu sederhana. Tapi ketika ditempatkan pada suasana dan lingkungan yang mendukung, maka efek dari perlakuan terhadapnya akan sangat berharga.
Ternyata pemberi itu memberikan lagi sehingga berkuranglah jatah anak-anak yang seharusnya bisa mendapat kelereng. Dan si pemberi terus membagikan sisa dari kelereng yang dipunya. Dengan sangat khawatir anak-anak akan bersedih jika ada yang tidak kebagian. Keeratan seorang teman membuat mereka akan saling bersedih. Kalau ada satu yang tidak memegang kelereng, akan ada satu juga yang tidaj bisa bermain. Berarti mereka tidak akan bisa bermain bersama. Tidak bisa menikmati kebahagiaan bersama. Kalaupun bahagia, akan jauh dari kata sempurna.
Kelereng pun terus dibagikan. Satu persatu anak yang lewat diberi. Tapi kejadian tadi membuat si pemberi goyah pikirannya. Tak konsentrasi. Hingga kelereng yang terakhir jatuh pada anak penerima terakhir.
Kenapa bisa??
Comments
Post a Comment