Gara-Gara Air
     Sedikit berkisah pengalaman berharga hari ini. Yang mungkin teman-teman juga pernah merasakan hal yang sama juga. Tentang air putih yang tak hanya jernih tapi menjernihkan.
                Tih putih oh air putih. Eh bukan. Sebagian orang menolak penyebutan yang secara umum telah mendarah daging di dalam kepala setiap orang. Dari segi warna ada yang berkata ‘itu air bening”. Bahkan juga para generasi old masih banyak yang menyebutnya??
“Emak mau ke mana?”
“Bentar mbk, haus ini mau beli aqua dulu. Biar sehat gitu loh..”
“Hmm.. iya wes sehat-sehat.” Gumamnya dalam hati.
Dan tak lama kemudian si ibu datang dengan membawa sebotol air bermerek indomaret. Ha??
Karena melihat raut polos si ibu,
“Mana emak katanya beli aqua?”
“Lah ini, apa kamu ndak lihat mbk?”
“Oh itu aqua ya emak?”
“Ya iya, lalu mau apalagi?”
“Tapi kok tulisannya indomaret ya emak?”
Merasa syok, si emak melototi sebotol air mineral yang dipegangnya. Berpikir cukup lama. Dilihat lagi botol itu, kemudian melihat supermarket. Begitu terus diulang sampai empat kali.
“Apa iya aku ditipu sama mereka???”

……………….
Oke sedikit intermezo saja. Betapa pentingnya air mineral bagi banyak hal. Semua makhluk hidup membutuhkannya. Bahkan benda mati juga turut ingin dekat dengannya. Semisal rem cakram yang lengket sebab panasnya gesekan merengek kesejukan pada guyuran air bening itu.
Terlebih lagi aku yang gagal meminta surat sehat gara-gara air mineral.
Ya, kemarin aku hendak mengurus surat sehat guna pemenuhan salah satu prasayarat pendaftaran suatu kegiatan, ‘semoga bisa lolos keterima’. Berangkatlah aku ke puskesmas dengan kekhawatiran yang sudah aku persiapkan.
Malam yang larut dengan sebuah obrolan. Sehingga sampai pada pukul 3 pagi baru aku bisa pejamkan kelopak yang sudah mengantung ini. Sudah sama kita tahu kalau tekanan darah itu pasti akan tidak stabil, tak normal dengan penyesuaian kondisi tubuh yang kurang fit.
Sesampainya di sana, dililitkan alat pembaca tekanan darah itu di lengan sebelah kananku.
“150 mas”
“Ha? Maksudnya mbk?” Kekagetan yang bukan disebabkan oleh paras mbknya yang cantik itu. Tetapi ini benar-benar tulus. Biasa dalam tekanan darah rendah. KOK INI 150??
“Keluar saja dulu mas, istirahat sana 15-20 menit. Nanti masuk lagi.” Sahut bu dokter di sebelahnya. Meski agak sinis, eh ternyata perhatian juga.
Tak lama kemudian aku masuk lagi. Eh ternyata hasilnya masih tetap sama. Mbknya menyarankan untuk kembali lagi esok hari. Terjadi tawar menawar dan akhirnya selepas dhuhur boleh balik lagi asal kondisi sudah harus fit kembali.
Bayangkan apa iya cukup istirahat untuk mengembalikan kondisi dengan hanya jeda waktu 2 jam saja. Apalagi saat itu masih meneruskan aktivitas kembali. Yang akhirnya mencuri-curi waktu untuk memejamkan mata. Meski teguran berulang-kali dilontarkan.
Merenung sejenak, yang akhirnya haus melanda kerongkongan. Dua botol AIR MINERAL, not aqua 600 ml ku guyurkan dengan ritme yang cukup mengesankan kerongkongan ini. Sehingga dia tidak kaget karena dinginnya air itu.
 Wah. Badan terasa pulih kembali.
“Minum air mineral. Badan sehat, otak jernih kembali.” Sedikit iklan.
Dengan percaya diri aku kembali lagi ke puskesmas itu. Ternyata benar. Tekanan darah langsung normal 120. Betapa pentingnya minum air putih, air mineral, aqua, atau bahkan indomaretnya.
Sebab senang sekali dan cukup khawatir dengan kondisi tubuh, maka aku meminta nomor telfonnya. Ya, dia yang ngecek aku. Kan lumayan tuh bisa buat konsultasi gratis.
Dituliskan nomor itu dalam secarik kertas bekas.
0878xxxxxxxx Agus S. Ya, sayang sekali ternyata mbknya tadi sedang istirahat.



Comments

  1. wkwk sayang sekali bukan nomor mbknya. tapi btw, ternyata penting banget ya air mineral untuk kesehatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sayang sekali bukan mbknya. Btw tgl 14 kok

      Delete
    2. alhamdulillah kalo gitu, berarti google ku yg eror

      Delete
  2. Waduh, ada kesempatan dalam kesempitan ya mas wid? :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Orang Gila di Mata Hukum